Ketika kita berjalan ditengah pasar, dilorong lorong sempit yang bau di tengah perkampungan kumuh, bergumul dengan desah – desah masayarakat yang hampir setiap hari mengeluh atas kenaikan harga – harga. Dengan kesadaran kritis ada yang perlu di gugat pada masyarakat kita, untuk sadar pada realitas sosial saat ini dimana kebudayaan sesat begitu menggurita di tubuh masyarakat Indonesia. Terhegemoninya pemikiran dan pola tindak tanduk masyarakat oleh Budaya kotor dalam kesehariannya tidak lagi menjadi hal yang luar biasa lagi, sebagaimana pada era – era sebelumnya.. Seseorang yang menyimpang dari etika moral dan norma bukan lagi dianggap sebagai bagian masyarakat yang sakit, melainkan sebagai bagian masyarakat yang harus dipahami kondisinya atas dalih perbedaan adalah sebuah kewajaran karena perbedaan itu adalah kontruksi sosial baru di masyarakat yang harus diakui dan proses yang tidak bisa di sanggah lagi. Ekspektasi dari sebuah Budaya yang sebenarnya rusak telah terjadi dimasyarakat kita. Walhasil jangan salahkan jika Budaya tidak punya malu mewabah di seluruh lapisan masyarakat timur ‘Indonesia’.
Mari kita tengok ungkapan seorang Mahasiswa yang bangga atas perbuatannya melakukan Hubungan diluar nikah, dengan bangganya dia katakan bahwa dia telah melakukan hal-hal diluar batas ajaran Suci Agama. Sedemikian parahnya hegemoni hasil perang kebudayaan, perang pemikiran. Harus diakui bahwa saat ini kita adalah pihak yang kalah.
Kita memang tidak sadar saat ini masyarakat Indonesia telah kesurupan secara massal, setan kapitalis sangat merasuk pada pola fikir dan pola sikap kita. Secara membabi buta pula kita pongah akan kondisi ini, bagaimana tidak? Pola –pola konsumerisme, hedonisme, dan pikiran – pikiran bejat liberal kita acung – acungkan dengan tanpa malu.
Perubahan iklim Budaya yang sangat cepat seolah tak bisa ditunda, dicegah maupun diminimalisir lagi oleh kalangan intelektual. Karena kalangan intelektual yang ada saat ini ibarat mur dan baut pengencang kapitalisme, sehingga bangunannya kokoh tak goyah sedikit pun, kalangan intelektual seperti ini seakan – akan siap mati demi mempertahankan system perusak sendi kehidupan ini. Naudzubillah…
Sementara sebagian kecil orang yang sadar akan hal ini bagaikan kumpulan orang – orang kalah yang masih sombong. Yang dilakukan ‘kalangan sadar’ sebenarnya adalah diam, meskipun mereka berdalih bahwa saat ini mereka sedang melakukan infiltrasi [penyusupan] dalam sebuah system yang terhegemoni, memantik api perlawanan disana sini, untuk menyusun kekuatan, melangkah mundur dari garis depan perjuangan untuk meraih kemenangan. Apakah mereka takut menerima konsekwensi logis sebuah perjuangan ? atau mereka lebih suka menjadi jonggos kapitalis, daripada menjadi seorang yang memiliki harga diri.
Ketakutan sebenarnya ada di Kepala kita, bukan dimana -mana. Menghilangkan rasa takut pada diri kita sangat lah mudah sebenarnya karena kita telah tahu jelas siapa musuh kita. Lawan yang harus di robohkan, yang harus di kalahkan tanpa sisa..
Ketika kita berjalan ditengah pasar, dilorong lorong sempit yang bau di tengah perkampungan kumuh, bergumul dengan desah – desah masayarakat yang hampir setiap hari mengeluh atas kenaikan harga – harga. Dengan kesadaran kritis ada yang perlu di gugat pada masyarakat kita, untuk sadar pada realitas sosial saat ini dimana kebudayaan sesat begitu menggurita di tubuh masyarakat Indonesia. Terhegemoninya pemikiran dan pola tindak tanduk masyarakat oleh Budaya kotor dalam kesehariannya tidak lagi menjadi hal yang luar biasa lagi, sebagaimana pada era – era sebelumnya.. Seseorang yang menyimpang dari etika moral dan norma bukan lagi dianggap sebagai bagian masyarakat yang sakit, melainkan sebagai bagian masyarakat yang harus dipahami kondisinya atas dalih perbedaan adalah sebuah kewajaran karena perbedaan itu adalah kontruksi sosial baru di masyarakat yang harus diakui dan proses yang tidak bisa di sanggah lagi. Ekspektasi dari sebuah Budaya yang sebenarnya rusak telah terjadi dimasyarakat kita. Walhasil jangan salahkan jika Budaya tidak punya malu mewabah di seluruh lapisan masyarakat timur ‘Indonesia’.
Mari kita tengok ungkapan seorang Mahasiswa yang bangga atas perbuatannya melakukan Hubungan diluar nikah, dengan bangganya dia katakan bahwa dia telah melakukan hal-hal diluar batas ajaran Suci Agama. Sedemikian parahnya hegemoni hasil perang kebudayaan, perang pemikiran. Harus diakui bahwa saat ini kita adalah pihak yang kalah.
Kita memang tidak sadar saat ini masyarakat Indonesia telah kesurupan secara massal, setan kapitalis sangat merasuk pada pola fikir dan pola sikap kita. Secara membabi buta pula kita pongah akan kondisi ini, bagaimana tidak? Pola –pola konsumerisme, hedonisme, dan pikiran – pikiran bejat liberal kita acung – acungkan dengan tanpa malu.
Perubahan iklim Budaya yang sangat cepat seolah tak bisa ditunda, dicegah maupun diminimalisir lagi oleh kalangan intelektual. Karena kalangan intelektual yang ada saat ini ibarat mur dan baut pengencang kapitalisme, sehingga bangunannya kokoh tak goyah sedikit pun, kalangan intelektual seperti ini seakan – akan siap mati demi mempertahankan system perusak sendi kehidupan ini. Naudzubillah…
Sementara sebagian kecil orang yang sadar akan hal ini bagaikan kumpulan orang – orang kalah yang masih sombong. Yang dilakukan ‘kalangan sadar’ sebenarnya adalah diam, meskipun mereka berdalih bahwa saat ini mereka sedang melakukan infiltrasi [penyusupan] dalam sebuah system yang terhegemoni, memantik api perlawanan disana sini, untuk menyusun kekuatan, melangkah mundur dari garis depan perjuangan untuk meraih kemenangan. Apakah mereka takut menerima konsekwensi logis sebuah perjuangan ? atau mereka lebih suka menjadi jonggos kapitalis, daripada menjadi seorang yang memiliki harga diri.
Ketakutan sebenarnya ada di Kepala kita, bukan dimana -mana. Menghilangkan rasa takut pada diri kita sangat lah mudah sebenarnya karena kita telah tahu jelas siapa musuh kita. Lawan yang harus di robohkan, yang harus di kalahkan tanpa sisa..
Admin 01.18 CB Blogger Indonesia
Mari kita tengok ungkapan seorang Mahasiswa yang bangga atas perbuatannya melakukan Hubungan diluar nikah, dengan bangganya dia katakan bahwa dia telah melakukan hal-hal diluar batas ajaran Suci Agama. Sedemikian parahnya hegemoni hasil perang kebudayaan, perang pemikiran. Harus diakui bahwa saat ini kita adalah pihak yang kalah.
Kita memang tidak sadar saat ini masyarakat Indonesia telah kesurupan secara massal, setan kapitalis sangat merasuk pada pola fikir dan pola sikap kita. Secara membabi buta pula kita pongah akan kondisi ini, bagaimana tidak? Pola –pola konsumerisme, hedonisme, dan pikiran – pikiran bejat liberal kita acung – acungkan dengan tanpa malu.
Perubahan iklim Budaya yang sangat cepat seolah tak bisa ditunda, dicegah maupun diminimalisir lagi oleh kalangan intelektual. Karena kalangan intelektual yang ada saat ini ibarat mur dan baut pengencang kapitalisme, sehingga bangunannya kokoh tak goyah sedikit pun, kalangan intelektual seperti ini seakan – akan siap mati demi mempertahankan system perusak sendi kehidupan ini. Naudzubillah…
Sementara sebagian kecil orang yang sadar akan hal ini bagaikan kumpulan orang – orang kalah yang masih sombong. Yang dilakukan ‘kalangan sadar’ sebenarnya adalah diam, meskipun mereka berdalih bahwa saat ini mereka sedang melakukan infiltrasi [penyusupan] dalam sebuah system yang terhegemoni, memantik api perlawanan disana sini, untuk menyusun kekuatan, melangkah mundur dari garis depan perjuangan untuk meraih kemenangan. Apakah mereka takut menerima konsekwensi logis sebuah perjuangan ? atau mereka lebih suka menjadi jonggos kapitalis, daripada menjadi seorang yang memiliki harga diri.
Ketakutan sebenarnya ada di Kepala kita, bukan dimana -mana. Menghilangkan rasa takut pada diri kita sangat lah mudah sebenarnya karena kita telah tahu jelas siapa musuh kita. Lawan yang harus di robohkan, yang harus di kalahkan tanpa sisa..
Admin 01.18 CB Blogger Indonesia
HARUSKAH MENGALAH PADA KAPITALIS?
Admin
05 November 2008
Previous
Posting Lebih BaruNext
Posting LamaRelated Posts:
MEMAKNAI HARI BURUH Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-ts ...
WAKIL RAKYATWakil Rakyat kitaLebih banyak berbicara diluar kepentingan kebenaran,Mereka lebih banayak bicara kepentingan politik mereka,Mereka yang katanya sebagai wakil rakyat.Lebih menjelma sebagai WAKIL PARTA ...
REVOLUSI UNTUK MEMBANGUN INDONESIA KEMBALI Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-ts ...
SOROTAN
Partai Ini Hemat Biaya Politik dengan Rapat via WhatsApp
Partai baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengklaim sebagai partai politik anak muda. Mulai dari ideologi, sampai menjalankan m...

0 comments:
Posting Komentar